And they always say, it’s time for me to be an adult. Mendengar semua orang berkata seperti itu gue pun merasa nggak sabar untuk mencoba menjadi dewasa. Tapi entah kenapa sepertinya kesempatan itu belum juga datang sampai gue akhirnya mengenal satu orang dewasa ini dalam hidup gue, yah sebut saja namanya Tuan T. And yes, he finally changed me to be an adult. Well, here the story goes.
Mungkin bisa dibilang, bertemu dengan Tuan T merupakan salah satu keberuntungan dalam hidup gue. Karena jujur, sebelumnya gue sama sekali nggak tau bagaimana caranya untuk mulai menjadi dewasa, tapi akhirnya Tuan T lah yang menunjukkan semuanya.
He is like my own little brother. Actually, he is way older than me, yet he looks and acts as if he is way younger than me. He can’t take care of himself and I hate it. Disaat kalian tau tentang suatu hal yang baik atau buruk untuk dilakukan, dan dia justru melakukan yang sebaliknya, it just irks me to death! Saat seperti itu rasanya gue mau banget kembali membawanya ke sekolah dasar dan mengajarkan dia semua hal dari awal, menunjukkan apa yang sebenarnya harus dilakukan, bahkan apa yang harus dia rasakan. Well, gue tidak keberatan melakukan itu semua. In fact, I did it all at the end. I took care of him. Mungkin kalian bisa menyebut gue sebagai ‘his caretaker’ atau ‘his caregiver’ or whatever you named it. Tapi serius, gue tulus dan nggak keberatan untuk melakukan semua itu.
Gue sangat menghormati dia layaknya seorang saudara, menyayangi dia layaknya seorang keluarga dan berusaha memahami pemikiran aneh kekanakannya dengan senang hati. Sebelumnya gue nggak pernah menyangka akan mampu memperhatikan orang lain lebih dari gue memperhatikan diri gue sendiri. Atau mengkhawatirkan orang lain dan berusaha melakukan yang terbaik untuk membuat orang lain nyaman melebihi apa yang gue lakukan terhadap diri gue sendiri. I never did, but this time I did it for him. People said we should just dating, tapi gue rasa semua yang ada saat ini berbeda dari apa yang orang lain pikirkan. As I said, he is like my little brother whom I care the most. I talked to him almost about everything. How to live the right life, be mature, save and spend equally, well.. simply about everything.
Dilihat dari sisi lain, Tuan T juga secara tidak langsung, sudah mengajarkan gue banyak hal. Awalnya gue tidak menyadari itu, sampai tiba dimana waktunya sikap dan pemikiran gue pun berubah. Gue tidak lagi menganggap semuanya sama. Bahwa semua hal, sebenarnya bisa terlihat berbeda dari sisi yang berbeda, bahwa seorang manusia tidak bisa hidup dan merasa bahagia hanya dengan aktivitas yang sama tiap siang dan malam, dan bahwa sesuatu yang membuatmu nyaman tidak selalu membawamu menuju akhir yang menarik. Well, gue juga berharap setidaknya gue bisa memberikan sesuatu yang berarti buat dia lebih dari apa yang sekedar bisa dia lihat, tapi juga bisa dia rasakan, dia pikirkan dan dia renungkan dengan baik dalam hidupnya agar semuanya bisa berubah menjadi lebih baik. Gue ingin membuatnya menjadi orang yang lebih positif dan memiliki tujuan yang lebih baik dan bermakna dalam hidup. Karena, disaat seseorang kehilangan tujuan dan makna kehidupan, maka bisa dibilang dia tidak lagi hidup. Jadi Tuan T, hiduplah! I can’t take care of you forever, but then again... who knows in the future, which one to stay or which one to leave?
Comments