5TH. SURPRISE!!!!
Sudah setengah tahun sejak kepergian Sid ke Jerman dan hampir setengah tahun juga Julia menahan kerinduannya pada Sid. Tapi Julia harus mulai terbiasa dengan ketidakhadiran Sid dalam hari-harinya. Well, ini semua berkat kegiatannya dan pekerjaannya di Hilarious yang bisa menyibukkannya seharian sehingga Julia tidak punya waktu untuk memikirkan Sid. Dan ini juga berkat semua teman-temannya yang selalu bersedia menghiburnya dan membantunya jika dia kangen pada Sid. Tapi mungkin kali ini Julia tidak bisa menahan perasaanya lagi. Julia benar-benar kangen pada Sid! Kengen berat!!!!
“Kenapa Jules?” tanya Lara bingung melihat Julia duduk dengan wajah murung di depan meja bar.
“Nggak apa-apa kok!” Julia berbohong.
“Yakin? Jangan bohong deh!” balas Lara yang sudah mengetahui perasaan Julia yang sebenarnya.
“Gue...kangen banget sama Sid,” curhat Julia pada Lara.
“Hmm...sabar ya Jules! Gue yakin, Sid pasti akan balik kesini lagi secepatnya,” balas Lara mencoba menghibur Julia.
“Tapi kapan Ra? Padahal 3 hari lagi tepat 1 tahun hari jadian gue sama dia, tapi bahkan kayaknya dia nggak inget sama sekali tuh!” Julia benar-benar sedih kalau mengingat hal ini.
“Mungkin dia lagi sibuk kali Jules! Tenang aja, mana mungkin dia lupa sama hari jadiannya sendiri,” Lara terus berusaha membuat Julia tidak sedih lagi.
Well, sepertinya kata-kata Lara tidak terlalu manjur buat Julia. Buktinya Julia masih terlihat murung dan sedih sekali, bahkan Lando dan Aida pun sampai dibuat bingung begitu sampai di Hilarious dan melihat wajah murung Julia. Apa yang harus dilakukan untuk bisa bikin Julia terhibur saat ini?
“Kenapa lagi si Julia?” tanya Cokie heran begitu melihat Julia murung.
“Dia lagi kangen berat sama Sid,” jawab Aida berbisik.
“Hmmm...repot lagi nih urusannya,” Cokie bingung. “Kayaknya kita harus lapor Sid kali ini.”
“Lo mau telepon Sid?” tanya Lando.
“Iya, menurut lo gimana, Lan?” Cokie meminta pendapat Lando terlebih dulu.
“Gue takutnya dia malah jadi khawatir dan heboh sendiri,” jawab Lando.
“Tapi keadaan Julia sekarang udah parah, cuma Sid satu-satunya yang bisa menghibur Julia,” balas Cokie.
“Ya...terserah lo sih?!” Lando membalas cuek.
Cokie pun memencet tombol-tombol di handphone-nya dan menghubungi Sid yang masih berada di Jerman.
Lumayan lama Cokie mencoba menghubungi Sid melalui handphone-nya namun tidak bisa terhubung, akhirnya Cokie pun menyerah dan memilih mencoba mencari solusi-nya bersama teman-temannya.
“Nggak bisa-bisa dihubungin. Sekalinya nyambung malah di- reject. Parah banget!” ucap cokie pada Lando dan Aida yang penasarn.
“Hah? Serius?” tanya Aida kaget.
“Iya Ai. Tadi tuh telepon gue di-reject sama Sid! Serius!” balas Cokie.
“Kok aneh sih?!” Aida benar-benar bingung.
“Benar-benar gila ya tu anak!” komentar Lando emosi.
“Yang penting sekarang kita cari cara sendiri dulu deh supaya Julia nggak terlalu sedih mikirin Sid. Nanti gue coba hubungin cowok imut itu lagi!” usul Cokie yang langsung disetujui oleh Lando dan Aida.
Esoknya Julia lebih memilih untuk tinggal dirumah aja dan tidak kuliah, serta tidak juga kerja di Hilarious dulu dengan alasan tidak enak badan. Rasanya sekarang peasaannya sedang sangat tidak enak. Dia measakan sesuatu yang aneh. Selain kangen dengan Sid, dia juga khawatir dan cemas mamikirkan Sid. Terlebih lagi cowok itu belum menghubunginya selama 3 hari belakangan ini. Julia benar-benar kangen pada Sid.
“Julia mana Ra?” tanya Aida pada Lara saat dia datang ke Hilarious dan tidak menemukan sosok Julia sore itu.
“Dia nggak masuk, lagi nggak enak badan katanya,” jawab Lara.
“Mmm...perlu gue samperin nih ke rumahnya,” Aida khawatir dan bersiap untuk berangkat ke rumah Julia.
“Gue rasa nggak usah deh Ai. Mungkin Julia lagi pengen sendiri sekarang. Yaa...kita nggak bisa terus-terusan maksa dia kan?!” ucap Lara mencoba memberi usulan yang baik.
“Iya juga sih, oke mungkin Julia emang butuh waktu buat sendiri dulu,” balas Aida mengerti.
Akhirnya, hari itu pun Aida, Lara, Cokie, dan Lando terpaksa kehilangan sosok Julia di Hilarious. Mereka mencoba mengerti keadaan Julia sekarang. Semoga saja besok Julia sudah kembali normal.
Sepertinya harapan Aida, Lara, Lando dan Cokie belum bisa terwujud. Karena esoknya Julia masih tetap tidak pergi kuliah dan tidak kerja di Hilarious. Kali ini semua mulai khawatir dengan keadaan Julia. Sebenarnya ada apa ya? Segitu kangennya Julia pada Sid kekasihnya itu?
“Kayaknya kita nggak bisa diam aja nih. Gue kasian banget sama Julia. Kayaknya dia menderita banget gitu,” ucap Aida pada Lando dan Cokie.
“Terus kita harus gimana dong Ai?” tanya Cokie ikut bingung.
“Gue juga belum tau harus gimana.Tapi rasanya kasian aja gitu sama Julia. Apalagi besok kan tepat setahun hari jadian dia sama Sid. Pasti dia sedih banget,”jawab Aida.
“Kita harus benar-benar melakukan sesuatu!” Cokie nggak sabar.
“Well, kita nggak perlu melakukan apapun kok guys!” ucap Rama yang tiba-tiba muncul di Hilarious.
“Rama???” Aida, Lando, Cokie, dan Lara berteriak kaget melihat Rama muncul begitu saja.
“Hai semua!” sapa Rama. “Sori nih udah bikin kalian kaget.
“Lo kok ada disini?”Lando bingung.
“Sengaja gue dateng kesini karena gue punya sesuatu buat kalian,” jawab Rama.
“Apaan?” Cokie penasaran.
“Nanti gue tunjukkin. Pokoknya ini berkaitan erat dengan Julia. Dan karena inilah kalian jadi nggak peerlu melakukan apa-apa lagi untuk Julia,” jelas Rama. “Tapi kalian semua harus ikut bantu ya?!”
“Oke bosss!” balas Cokie semangat.
Kemudian mereka semua diajak oleh Rama ke suatu tempat untuk menunjukkan sesuatu yang spesial itu dan mereka juga mulai menyusun rencana buat Julia besok. Tunggu aja!
Keesokan harinya, Rama seorang diri mulai menjalankan rencananya yang diawali dari rumah Julia. Jadi hari ini rencana utamanya adalah pergi ke rumah Julia, dan membujuk gadis itu agar mau datang dan kerja di Hilarious.
“Rama? Ada apa ke rumah gue?” Julia kaget melihat Rama yang sudah berdiri di depan pintu rumahnya pagi-pagi.
“Gue mau minta tolong nih, Jules!” jawab Rama.
“Minta tolong apa?’ tanya Julia bingung.
“Hari ini lo dateng ke Hilarious ya?! Soalnya gue sama Lara ada urusan yang penting banget dan nggak ada yang bisa gue percayain buat jaga Hilarious hari ini selain lo, please Jules,” Rama memohon.
“Gue? Mmm...nggak ada lagi yang lain?”
“Nggak, Cuma lo satu-satunya yang bisa gue mintain tolong. Cokie katanya mau jalan sama Via, terus Lando dan Aida ada tugas kuliah banyak banget, jadi cuma lo doang nih Jules yang bisa bantu gue,” jawab Rama.
“Gimana ya?” Julia masih ragu.”Well, oke deh! Gue dateng ke Hilarious hari ini. Demi temen-temen gue yang sedang ingin bersenang-senang.”
“Thank’s ya Jules! Lo emang bisa gue andalkan!” Rama terlihat senang sekali. “Oke deh, jangan kesiangan ke Hilarious ya! Makasih banget lho! Daaah Julia!”
“Daaaah!” balas Julia sambil melambaikan tangannya ke arah mobil Rama yang sudah pergi menjauh.
Akhirnya hari itu Julia membatalkan niatnya untuk bermalas-malasan dirumah dan langsung bersiap-siap untuk pergi ke Hilarious. Hmmm....perasannya masih nggak enak banget buat nongol di Hilarious. Kenapa ya?
Sesampainya di Hilarious, Julia pun hanya bisa duduk termangu sendirian, karena belum ada tamu yang datang siang itu. Jadinya dia hanya duduk-duduk santai saja di depan meja bar sambil memainkan handphone-nya.
Tapi lama-kelamaan Julia pun merasa kesepian duduk sendirian di Hilarious. Kenapa teman-temannya tega menyuruhnya datang ke Hilarious sedangkan mereka malah sedang bersenang-senang dengan pacar masing-masing. Hhh...Julia jadi makin kangen pada Sid. Benar-benar kangen! Bahkan karena terlalu kangen Julia sampai bisa mencium wangi tubuh Sid yang khas sekarang. Dia juga mulai berhalusinasi melihat sosok si cowok pirang imut itu berjalan
didepannya. Sosok itu benar-benar terlihat nyata. Apakah rasa kangen yang besar mampu menimbulkan semua halusinasi ini?
“Julia,” panggil Sid lembut.
Bahkan bayangan Sid itu mulai berbicara pada Julia. Ya Tuhan...bayangan ini seperti nyata.
“Jules?” panggil Sid lagi.
Tunggu...kenapa bayangan ini terus memanggil Julia? Ini Cuma halusinasi yang terlalu nyata atau memang ini kenyataan?
“Julia, kok bengong? Lo nggak kangen ya sama gue?” ucap Sid lagi kali ini makin mendekati Julia yang masih bengong.
Nggak, ini bukan halusinasi atau bayangan. Ini benar-benar Sid yang asli! Sid!!!!!!
“Sid? Lo beneran Sid kan?!” balas Julia yang mulai tesadar dari lamunannya.
“Iya Jules, gue Sid! Beneran Sid!” jawab Sid berusaha meyakinkan Julia.
“Ya ampun!!!! Astaga....gue kangen banget sama lo, Sid!!!!!!!” julia berteriak histeris dan langsung memeluk sosok Sid yang ada didepannya. “Gue...Gue nggak mimpi kan?!”
“Nggak,lo nggak mimpi kok Jules!” balas Sid sambil terus memeluk Julia erat seakan tidak ingin melepasnya lagi.
“Sid... gue benar-benar nggak nyangka bisa ketemu lo lagi sekarang!” ucap Julia yang langsung menangis terharu.
“Gue kan udah janji, sayang! Gue nggak mungkin mengingkari janji gue sendiri,” balas Sid. “By the way, happy anniversary ya! Hari ini kan tepat setahun hari jadian kita!”
“Well. Gue hampir mati kangen karena gue kira lo lupa dan nggak peduli lagi,” balas Julia. “Thank’s banget ya!”
Akhirnya seharian itu dihabiskan Julia bersama dengan Sid. Ternyata rencana kedatangan Sid sudah diketahui oleh semua teman-temannya dan nggak ada yang mau ngasih tau Julia, katanya sih surprise gitu. Hampir aja Julia putus asa gara-gara mikirin Sid. Tapi...Julia mengaku ini memang sebuah kejutan yang indah banget dan semuanya sekali lagi berkat teman-temannya dan kekasihnya yang tercinta.
“Thank’s like a million times deh pokoknya!” ucap Julia saat semuanya sedang berkumpul bersama.
“Sama-sama Jules!” balas Rama.
“Itulah gunanya teman!” Cokie ikut membalas.
“Well, akhirnya nggak ada tampang murung Julia lagi deh sekarang!” Lara nyeletuk tiba-tiba.
“Iya, kan udah ada sang pangeran tercinta!” Cokie ikut menambahkan.
Julia dan Sid pun hanya bisa tersipu malu. Tapi dalam lubuk hati yang paling dalam mereka merasakan kebahagiaan yang nggak bisa digantikan oleh apapun lagi.
“Ich liebe dich,” bisik Sid menggunakan bahasa Jerman pada Julia.
“Apa tuh artinya?” tanya Julia bingung.
“Artinya...aku cinta kamu,” jawab Sid.
“Cieeeeeeeeeee......!!!!” semuanya langsung berteriak menyoraki kemesraan Sid dan Julia.
THE END
oke guys, maaf ya barru sempet nge-blog lagi. nah yg tadi itu final part dr fanfiction yg gw tulis buat kontes fanfiction-nya kak orizuka. so, what do you think???? kasih saran dan komentarnya yaaaa!
Sudah setengah tahun sejak kepergian Sid ke Jerman dan hampir setengah tahun juga Julia menahan kerinduannya pada Sid. Tapi Julia harus mulai terbiasa dengan ketidakhadiran Sid dalam hari-harinya. Well, ini semua berkat kegiatannya dan pekerjaannya di Hilarious yang bisa menyibukkannya seharian sehingga Julia tidak punya waktu untuk memikirkan Sid. Dan ini juga berkat semua teman-temannya yang selalu bersedia menghiburnya dan membantunya jika dia kangen pada Sid. Tapi mungkin kali ini Julia tidak bisa menahan perasaanya lagi. Julia benar-benar kangen pada Sid! Kengen berat!!!!
“Kenapa Jules?” tanya Lara bingung melihat Julia duduk dengan wajah murung di depan meja bar.
“Nggak apa-apa kok!” Julia berbohong.
“Yakin? Jangan bohong deh!” balas Lara yang sudah mengetahui perasaan Julia yang sebenarnya.
“Gue...kangen banget sama Sid,” curhat Julia pada Lara.
“Hmm...sabar ya Jules! Gue yakin, Sid pasti akan balik kesini lagi secepatnya,” balas Lara mencoba menghibur Julia.
“Tapi kapan Ra? Padahal 3 hari lagi tepat 1 tahun hari jadian gue sama dia, tapi bahkan kayaknya dia nggak inget sama sekali tuh!” Julia benar-benar sedih kalau mengingat hal ini.
“Mungkin dia lagi sibuk kali Jules! Tenang aja, mana mungkin dia lupa sama hari jadiannya sendiri,” Lara terus berusaha membuat Julia tidak sedih lagi.
Well, sepertinya kata-kata Lara tidak terlalu manjur buat Julia. Buktinya Julia masih terlihat murung dan sedih sekali, bahkan Lando dan Aida pun sampai dibuat bingung begitu sampai di Hilarious dan melihat wajah murung Julia. Apa yang harus dilakukan untuk bisa bikin Julia terhibur saat ini?
“Kenapa lagi si Julia?” tanya Cokie heran begitu melihat Julia murung.
“Dia lagi kangen berat sama Sid,” jawab Aida berbisik.
“Hmmm...repot lagi nih urusannya,” Cokie bingung. “Kayaknya kita harus lapor Sid kali ini.”
“Lo mau telepon Sid?” tanya Lando.
“Iya, menurut lo gimana, Lan?” Cokie meminta pendapat Lando terlebih dulu.
“Gue takutnya dia malah jadi khawatir dan heboh sendiri,” jawab Lando.
“Tapi keadaan Julia sekarang udah parah, cuma Sid satu-satunya yang bisa menghibur Julia,” balas Cokie.
“Ya...terserah lo sih?!” Lando membalas cuek.
Cokie pun memencet tombol-tombol di handphone-nya dan menghubungi Sid yang masih berada di Jerman.
Lumayan lama Cokie mencoba menghubungi Sid melalui handphone-nya namun tidak bisa terhubung, akhirnya Cokie pun menyerah dan memilih mencoba mencari solusi-nya bersama teman-temannya.
“Nggak bisa-bisa dihubungin. Sekalinya nyambung malah di- reject. Parah banget!” ucap cokie pada Lando dan Aida yang penasarn.
“Hah? Serius?” tanya Aida kaget.
“Iya Ai. Tadi tuh telepon gue di-reject sama Sid! Serius!” balas Cokie.
“Kok aneh sih?!” Aida benar-benar bingung.
“Benar-benar gila ya tu anak!” komentar Lando emosi.
“Yang penting sekarang kita cari cara sendiri dulu deh supaya Julia nggak terlalu sedih mikirin Sid. Nanti gue coba hubungin cowok imut itu lagi!” usul Cokie yang langsung disetujui oleh Lando dan Aida.
Esoknya Julia lebih memilih untuk tinggal dirumah aja dan tidak kuliah, serta tidak juga kerja di Hilarious dulu dengan alasan tidak enak badan. Rasanya sekarang peasaannya sedang sangat tidak enak. Dia measakan sesuatu yang aneh. Selain kangen dengan Sid, dia juga khawatir dan cemas mamikirkan Sid. Terlebih lagi cowok itu belum menghubunginya selama 3 hari belakangan ini. Julia benar-benar kangen pada Sid.
“Julia mana Ra?” tanya Aida pada Lara saat dia datang ke Hilarious dan tidak menemukan sosok Julia sore itu.
“Dia nggak masuk, lagi nggak enak badan katanya,” jawab Lara.
“Mmm...perlu gue samperin nih ke rumahnya,” Aida khawatir dan bersiap untuk berangkat ke rumah Julia.
“Gue rasa nggak usah deh Ai. Mungkin Julia lagi pengen sendiri sekarang. Yaa...kita nggak bisa terus-terusan maksa dia kan?!” ucap Lara mencoba memberi usulan yang baik.
“Iya juga sih, oke mungkin Julia emang butuh waktu buat sendiri dulu,” balas Aida mengerti.
Akhirnya, hari itu pun Aida, Lara, Cokie, dan Lando terpaksa kehilangan sosok Julia di Hilarious. Mereka mencoba mengerti keadaan Julia sekarang. Semoga saja besok Julia sudah kembali normal.
Sepertinya harapan Aida, Lara, Lando dan Cokie belum bisa terwujud. Karena esoknya Julia masih tetap tidak pergi kuliah dan tidak kerja di Hilarious. Kali ini semua mulai khawatir dengan keadaan Julia. Sebenarnya ada apa ya? Segitu kangennya Julia pada Sid kekasihnya itu?
“Kayaknya kita nggak bisa diam aja nih. Gue kasian banget sama Julia. Kayaknya dia menderita banget gitu,” ucap Aida pada Lando dan Cokie.
“Terus kita harus gimana dong Ai?” tanya Cokie ikut bingung.
“Gue juga belum tau harus gimana.Tapi rasanya kasian aja gitu sama Julia. Apalagi besok kan tepat setahun hari jadian dia sama Sid. Pasti dia sedih banget,”jawab Aida.
“Kita harus benar-benar melakukan sesuatu!” Cokie nggak sabar.
“Well, kita nggak perlu melakukan apapun kok guys!” ucap Rama yang tiba-tiba muncul di Hilarious.
“Rama???” Aida, Lando, Cokie, dan Lara berteriak kaget melihat Rama muncul begitu saja.
“Hai semua!” sapa Rama. “Sori nih udah bikin kalian kaget.
“Lo kok ada disini?”Lando bingung.
“Sengaja gue dateng kesini karena gue punya sesuatu buat kalian,” jawab Rama.
“Apaan?” Cokie penasaran.
“Nanti gue tunjukkin. Pokoknya ini berkaitan erat dengan Julia. Dan karena inilah kalian jadi nggak peerlu melakukan apa-apa lagi untuk Julia,” jelas Rama. “Tapi kalian semua harus ikut bantu ya?!”
“Oke bosss!” balas Cokie semangat.
Kemudian mereka semua diajak oleh Rama ke suatu tempat untuk menunjukkan sesuatu yang spesial itu dan mereka juga mulai menyusun rencana buat Julia besok. Tunggu aja!
Keesokan harinya, Rama seorang diri mulai menjalankan rencananya yang diawali dari rumah Julia. Jadi hari ini rencana utamanya adalah pergi ke rumah Julia, dan membujuk gadis itu agar mau datang dan kerja di Hilarious.
“Rama? Ada apa ke rumah gue?” Julia kaget melihat Rama yang sudah berdiri di depan pintu rumahnya pagi-pagi.
“Gue mau minta tolong nih, Jules!” jawab Rama.
“Minta tolong apa?’ tanya Julia bingung.
“Hari ini lo dateng ke Hilarious ya?! Soalnya gue sama Lara ada urusan yang penting banget dan nggak ada yang bisa gue percayain buat jaga Hilarious hari ini selain lo, please Jules,” Rama memohon.
“Gue? Mmm...nggak ada lagi yang lain?”
“Nggak, Cuma lo satu-satunya yang bisa gue mintain tolong. Cokie katanya mau jalan sama Via, terus Lando dan Aida ada tugas kuliah banyak banget, jadi cuma lo doang nih Jules yang bisa bantu gue,” jawab Rama.
“Gimana ya?” Julia masih ragu.”Well, oke deh! Gue dateng ke Hilarious hari ini. Demi temen-temen gue yang sedang ingin bersenang-senang.”
“Thank’s ya Jules! Lo emang bisa gue andalkan!” Rama terlihat senang sekali. “Oke deh, jangan kesiangan ke Hilarious ya! Makasih banget lho! Daaah Julia!”
“Daaaah!” balas Julia sambil melambaikan tangannya ke arah mobil Rama yang sudah pergi menjauh.
Akhirnya hari itu Julia membatalkan niatnya untuk bermalas-malasan dirumah dan langsung bersiap-siap untuk pergi ke Hilarious. Hmmm....perasannya masih nggak enak banget buat nongol di Hilarious. Kenapa ya?
Sesampainya di Hilarious, Julia pun hanya bisa duduk termangu sendirian, karena belum ada tamu yang datang siang itu. Jadinya dia hanya duduk-duduk santai saja di depan meja bar sambil memainkan handphone-nya.
Tapi lama-kelamaan Julia pun merasa kesepian duduk sendirian di Hilarious. Kenapa teman-temannya tega menyuruhnya datang ke Hilarious sedangkan mereka malah sedang bersenang-senang dengan pacar masing-masing. Hhh...Julia jadi makin kangen pada Sid. Benar-benar kangen! Bahkan karena terlalu kangen Julia sampai bisa mencium wangi tubuh Sid yang khas sekarang. Dia juga mulai berhalusinasi melihat sosok si cowok pirang imut itu berjalan
didepannya. Sosok itu benar-benar terlihat nyata. Apakah rasa kangen yang besar mampu menimbulkan semua halusinasi ini?
“Julia,” panggil Sid lembut.
Bahkan bayangan Sid itu mulai berbicara pada Julia. Ya Tuhan...bayangan ini seperti nyata.
“Jules?” panggil Sid lagi.
Tunggu...kenapa bayangan ini terus memanggil Julia? Ini Cuma halusinasi yang terlalu nyata atau memang ini kenyataan?
“Julia, kok bengong? Lo nggak kangen ya sama gue?” ucap Sid lagi kali ini makin mendekati Julia yang masih bengong.
Nggak, ini bukan halusinasi atau bayangan. Ini benar-benar Sid yang asli! Sid!!!!!!
“Sid? Lo beneran Sid kan?!” balas Julia yang mulai tesadar dari lamunannya.
“Iya Jules, gue Sid! Beneran Sid!” jawab Sid berusaha meyakinkan Julia.
“Ya ampun!!!! Astaga....gue kangen banget sama lo, Sid!!!!!!!” julia berteriak histeris dan langsung memeluk sosok Sid yang ada didepannya. “Gue...Gue nggak mimpi kan?!”
“Nggak,lo nggak mimpi kok Jules!” balas Sid sambil terus memeluk Julia erat seakan tidak ingin melepasnya lagi.
“Sid... gue benar-benar nggak nyangka bisa ketemu lo lagi sekarang!” ucap Julia yang langsung menangis terharu.
“Gue kan udah janji, sayang! Gue nggak mungkin mengingkari janji gue sendiri,” balas Sid. “By the way, happy anniversary ya! Hari ini kan tepat setahun hari jadian kita!”
“Well. Gue hampir mati kangen karena gue kira lo lupa dan nggak peduli lagi,” balas Julia. “Thank’s banget ya!”
Akhirnya seharian itu dihabiskan Julia bersama dengan Sid. Ternyata rencana kedatangan Sid sudah diketahui oleh semua teman-temannya dan nggak ada yang mau ngasih tau Julia, katanya sih surprise gitu. Hampir aja Julia putus asa gara-gara mikirin Sid. Tapi...Julia mengaku ini memang sebuah kejutan yang indah banget dan semuanya sekali lagi berkat teman-temannya dan kekasihnya yang tercinta.
“Thank’s like a million times deh pokoknya!” ucap Julia saat semuanya sedang berkumpul bersama.
“Sama-sama Jules!” balas Rama.
“Itulah gunanya teman!” Cokie ikut membalas.
“Well, akhirnya nggak ada tampang murung Julia lagi deh sekarang!” Lara nyeletuk tiba-tiba.
“Iya, kan udah ada sang pangeran tercinta!” Cokie ikut menambahkan.
Julia dan Sid pun hanya bisa tersipu malu. Tapi dalam lubuk hati yang paling dalam mereka merasakan kebahagiaan yang nggak bisa digantikan oleh apapun lagi.
“Ich liebe dich,” bisik Sid menggunakan bahasa Jerman pada Julia.
“Apa tuh artinya?” tanya Julia bingung.
“Artinya...aku cinta kamu,” jawab Sid.
“Cieeeeeeeeeee......!!!!” semuanya langsung berteriak menyoraki kemesraan Sid dan Julia.
THE END
oke guys, maaf ya barru sempet nge-blog lagi. nah yg tadi itu final part dr fanfiction yg gw tulis buat kontes fanfiction-nya kak orizuka. so, what do you think???? kasih saran dan komentarnya yaaaa!
Comments