heyhoooo bloggers!!! ada gue lagi. hehehe. naah...sekarang postingan gue masih berhubungan dengan lanjutan fanfic gue. gimana? pd penasaran? atau malah pd males bacanya? heeemmm...pokoknya apapun yg kalian pengen kasih tau gue mengenai fanfic ini, tinggalin komentar aja. oke oke?! so, here we are my fanfic part 4.....
4th. DEPARTURE
Tidak terasa hari keberangkatan Sid ke Jerman pun tiba. Rama, Lando, Cokie, Julia, dan Aida pun ikut mengantar Sid ke bandara Soekarno-Hatta.
Sepanjang perjalanan ke bandara, Julia hanya terdiam dengan wajah sedih. Sid pun jadi ikut sedih melihat Julia. Sid tau, Julia pasti tidak ingin Sid pergi.
“Jules,” ucap Cokie lembut. “Kok diam aja?”
“Hah? Gue...mmm...cuma lagi agak nggak enak badan aja,” jawab Julia berbohong.
”Lo sakit, Jules?” Sid khawatir dan langsung menyentuh dahi Julia untuk mengecek suhu badannya.
“Nggak tau, gue...merasa agak pusing,” Julia membalas gugup.
Sid tau Julia berbohong, dan dia benar-benar sedih melihat Julia seperti ini. Situasi ini benar-benar tidak enak.
“Pesawat lo berangkat jam berapa, Sid?” tanya Rama saat mobilnya mulai memasuki kawasan bandara Soekarno-Hatta.
“Jam 12 tepat,” jawab Sid datar.
“Jadi, kita masih punya waktu yang lumayan banyak buat nangis-nangisan bareng?!” balas Cokie sambil melihat ke jam di tangannya yang masih menunjukkan pukul 9.
“Makasih banyak kalau harus nangisin cowok imut ini!” komentar Lando cuek.
Sambil menunggu keberangkatan Sid di bandara, mereka berusaha menghibur Julia yang daritadi terlihat murung. Tapi sepertinya Julia tidak berhasil dihibur, mungkin hanya Sid yang bisa menyelesaikan semua ini.
“Sid, kita mau beli makanan dulu ya?!” ucap Cokie besama yang lainnya yang memang berniat meninggalkan Sid berdua dengan Julia agar bisa menyelesaikan masalahnya.
“Oh...oke! Gue dan Julia tunggu disini,” balas Sid.
Rama, Lando, Cokie dan Aida pun pergi ke sebuah restoran fast food dan membeli makanan, sedangkan Sid berusaha menyelesaikan masalahnya dengan Julia.
“Jules gue tau, lo pasti berat kan ngebiarin gue pergi ke Jerman?” Sid mulai membuka pembicaraan dengan Julia yang daritadi diam saja.
“Gue...sedih kalau nanti lo pergi, gue jadi nggak bisa ketemu lo lagi tiap hari kayak sekarang,” balas Julia.
“Hey, tenang aja. Gue janji, kapanpun gue ada waktu gue akan balik ke Jakarta. Please... jangan sedih lagi, Jules!” ucap Sid yang langsung memeluk Julia erat.
“Pokoknya tiap hari lo harus kasih kabar ke gue! Sms, telepon, atau email tiap saat!” ucap Julia berusaha menerima dengan ikhlas kepergian Sid.
“Oya, gue punya sesuatu buat lo!” ucap Sid sambil memberikan seuntai kalung antik berwarna coklat yang dihiasi dengan kerang-kerang indah di pinggirnya.
“Sid, ini kan kalung yang lo tunjukkin ke gue di Bali kemarin?!” Julia kaget. “Lo beli ini buat gue?”
“Iya. Kata penjualnya kalung ini mempunyai arti cinta sejati, jadi gue kasih ini ke lo karena lo adalah cinta sejati gue, Jules,” jelas Sid sambil langsung memakaikan kalungnya di leher Julia.
“Thank’s banget ya Sid! Gue nggak akan melepas kalung ini walau apapun yang terjadi!” balas Julia senang.
“Nah, gitu dong! Kalau senyum kan lebih cantik!”
Setelah kesedihan Julia berkurang, Sid pun menyusul teman-temannya di sebuah restoran fast food.
“Jules, akhirnya bisa senyum lagi!” ucap Cokie senang melihat Julia sudah tidak murung lagi.
“Iya, hehehe!” Julia hanya cengengesan.
Saat sedang asik mengobrol tiba-tiba terdengar pengumuman kalau pesawat tujuan ke Jerman yang akan ditumpangi Sid akan segera berangkat. Jadilah dengan berat hati Sid harus meninggalkan teman-temannya serta pacar tercintanya.
“Hati-hati ya disana!” pesan Rama.
“Sering contact gue ya, Sid!” ucap Cokie sambil merangkul Sid.
“Yang rajin lo disana,” nasihat Lando.
“Jaga kesehatan ya!” pesan Aida dengan tatapan sedih karena harus melepas teman terbaiknya itu.
“Jangan lupa janji lo ya! Harus sering-sering kasih kabar ke gue!” ucap Julia sambil berusaha membendung airmatanya yang hampir tumpah.
“Tenang Jules. Tiap saat gue pasti akan menghubungi lo,” balas Sid langsung memeluk Julia erat dalam pelukan terakirnya.
“Tolong jaga Julia ya guys! Jangan sampai kalian buat dia sedih apalagi nangis. Oke?!” pesan Sid pada teman-temannya.
“Bukannya lo yang malah bikin dia sedih dan nangis?!” Lando malah nanya balik. “Tapi tenang aja, Julia aman sama kita!”
“Ai, jangan biarin Zai deketin Julia ya?!” pesan sid berbisik pada Aida.
“Oke Sid!” balas Aida.
“Udah sana, nanti ketinggalan pesawat loh!” Rama mengingatkan Sid yang masih sedih-sedihan dengan teman-temannya itu.
“Ya udah, gue pergi dulu ya! Gue pasti akan kesini lagi secepatnya! Gue janji!” ucap Sid mulai berjalan menjauhi teman-temannya sambil membawa 2 koper besar. “Daaah semuanya! Love you, Jules!”
“Daaah Sid!” balas yang lainnya sedih karena kehilangan sosok cowok imut.
Sebulan setelah kepergian Sid....
“Jules, ada tamu tuh!” panggil mama Julia.
“Siapa ma?” Julia nongol dengan malas-malasan di depan pintu kamarnya.
“Aida sama Cokie,” jawab mamanya. “Cepetan turun! Udah ditungguin!”
Dengan masih mengenakan piyama tidur, Julia pun menemui Aida dan Cokie di ruang tamu. Ada apa ya mereka kesini? Batin Julia bertanya-tanya.
“Hai Jules!” sapa Cokie.
“Eh Jules, ke Hilarious yuk!” ajak Aida. “Lo udah lama deh nggak nongol di Hilarious lagi?!”
“Aduh Ai, gue lagi males kemana-kemana hari ini! Pengen istirahat aja di rumah mumpung hari minggu,” tolak Julia.
“Yah... masa hari minggu lo di rumah aja sih?!” Aida protes.
“Iya, maaf deh Ai. Soalnya kalau nggak hari minggu gini pasti gue sibuk kuliah dan nggak bisa istirahat,” Julia beralasan lagi. “Sori banget ya!”
“Yakin lo Jules nggak mau ikut ke Hilarious?” tanya Cokie masih berusaha memaksa Julia.
“Yakin Cok, gue mau di rumah aja hari ini, mau istirahat.”
“Ya udah deh kalau gitu, gue sama Aida pamit ya?! Pokoknya kapanpun lo bisa lo harus dateng ke Hilarious! Oke?” pesan Cokie.
“Siiippp deh! Tenang aja!”balas Julia.
Hilarious, sebenernya Julia udah kangen banget sama tempat itu. Dia pengen banget kesana, tapi kalau dia kesana pasti dia akan tambah kangen sama Sid. Soalnya semua kenangan indahnya dengan Sid terjadi di Hilarious.
“Mana Julia?” tanya Lara saat Cokie dan Aida kembali ke Hilarious.
“Dia nggak bisa kesini, katanya mau istirahat di rumah mumpung hari minggu, soalnya biasanya dia sibuk kuliah,” jawab Cokie mengulang tiap kata yang tadi diucapkan oleh Julia.
“Pasti dia cuma alasan aja tuh!” Lando nggak percaya.
“Well, gue nggak tau juga deh!” balas Cokie.
“Kira-kira kenapa ya Julia nggak mau ke Hilarious lagi?” Aida bertanya-tanya.
“Mmmm...pasti berhubungan dengan Sid!” jawab Lara yakin.
“Emang kenapa dengan Sid?” Cokie bingung.
“Gue juga nggak tau kenapa, tapi sikap Julia berubah kan sejak Sid pergi ke Jerman,” balas Lara.
“Iya juga sih,” Cokie pun setuju dengan kata-kata Lara.
“Mungkin menurut Julia kalau dia kesini dia pasti akan tambah kangen sama Sid,” tiba-tiba Lando nyeletuk.
“Lho? Kok bisa gitu?” Cokie bingung.
“Aduh...pikir dong! Kenangan Sid dan Julia kan paling banyak terjadi di Hilarious,” jawab Lando nggak sabar.
“Oh iya! Bener juga Lan! Kenapa nggak kepikiran daritadi ya?!”balas Cokie baru sadar.
“Terus gimana dong biar Julia balik kayak normal lagi?” Lara berusaha mencari jalan keluar yang tepat.
“Kita culik aja dari kampusnya terus kita berusaha kasih tau dia supaya bisa kumpul-kumpul lagi kayak dulu, gimana?” usul Cokie.
“Hah? Yakin lo?” tanya Lara ragu mendengar usul Cokie.
“Iya, nanti biar gue, Lando, Aida, sama Via yang ngejalanin misi ini,”jawab Cokie sudah seperti agen misi rahasia.
“Terserah lo deh! Atur aja,” balas Lando vuek.
Esoknya Cokie, Via, Aida, dan Lando pergi ke kampusnya Julia untuk menjalankan misi yang sudah direncanakan kemarin, yaitu menculik Julia.
Dari pagi-pagi sekali mereka sudah standby di depan kampus Julia, lalu siangnya saat Julia keluar dari salah satu kelasnya mereka semua pun muncul tiba-tiba di depan Julia dan memaksa Julia untuk ikut ke Hilarious.
“Kok tiba-tiba kalian ada disini?” tanya Julia bingung saat mereka semua memaksanya untuk ikut ke Hilarious.
“Sengaja mau nyulik lo!”jawab Cokie sambil tetap fokus menyetir mobilnya.
“Kenapa gue diculik?” Julia tambah bingung.
“Karena lo udah mulai jadi aneh sekarang,” Via angkat bicara.
“Aneh gimana sih?” Julia pura-pua nggak tau.
“Lo udah nggak pernah mau kumpul di Hilarious lagi sama kita-kita,” kali ini Aida yang berbicara.
“Ya...tapi gue kan emang lagi sibuk kuliah. Kalian tau sendiri kemampuan otak gue nggak kayak kalian, kalau gue nggak maksimal bisa-bisa gue jadi mahasiswa abadi nanti!” balas Julia masih terus mengelak.
“Udah deh Jules, jangan alasan terus, pokoknya sekarang lo harus ikut kita ke Hilarious!” Cokie nggak percaya dengan semua ucapan Julia.
Akhirnya Julia pun menyerah dan diam seribu bahasa sampai mobil Cokie terparkir tepat di depan Hilarious. Tapi ternyata ada satu mobil lagi yang sudah terparkir disana, yaitu mobil Rama.
“Halo Jules!” sapa Rama begitu Julia masuk ke Hilarious dengan yang lainnya.
“Rama? Bukannya lo harusnya ada di Bandung ya?” tanya Julia kaget malihat Rama.
“Iya, tapi gue sengaja kesini hari ini khusus buat lo!” balas Rama yang makin membuat Julia bingung.
“Emang gue kenapa sih?”
“Udah, duduk dulu deh Jules!” ucap Lando nggak tahan melihat Julia daritadi berdiri saja.
Akhirnya Julia dan yang lainnya duduk di pojokkan cafe tempat biasa mereka berkumpul bersama-sama. Tapi suasana kali ini benar-benar menegangkan dan menakutkan bagi Julia.
“Jadi gini Jules, kita semua sengaja nyulik lo kesini karena kita khawatir sama keadaan lo,” Rama mulai membuka pembicaraan.
“Emangnya gue kenapa?” Julia pura-pura bingung.
“Lo nyadar nggak sih, sejak kepergian Sid ke Jerman, lo tuh jadi menjauh dari kita, lo nggak pernah ngumpul lagi di Hilarious bareng kita, dan bahkan lo jarang bales telepon dan sms dari kita,” jawab Cokie.
“Mmm...gue...itu...gue kan emang lagi sibuk kuliah belakangan ini. Wajar dong. Yaa...maaf deh kalau emang gue salah,” balas Julia merasa nggak enak.
“Lo nggak salah kok. Tapi bisa nggak lo jujur sama kita tentang alasan lo yang sebenarnya?! Pasti ini ada hubungannya sama Sid kan?!” ucap Rama bijaksana.
“Tapi bener kok! Gue emang lagi sibuk sama kuliah gue. Yaah.. well, nggak semuanya karena kuliah sih. Sebenernya emang ada hubungannya sama Sid,” jawab Julia jujur kali ini.
“Kenapa dengan Sid?” tanya aida penasaran.
“Gue...gue...kangen Sid. Gue nggak pernah ke Hilarious lagi karena tempat ini bikin gue tambah kangen sama Sid,” jawab Julia tertunduk sedih.
“Tuh kan, apa gue bilang,” Lando tiba-tiba ikut bicara.
“Jadi karena lo kangen sama Sid? Kenapa lo nggak cerita aja sama kita?!” balas Rama.
“Gue nggak mau bikin kalian semua repot karena perasaan gue yang kekanakan ini,” ucap Julia merasa tidak enak.
“Tapi Sid udah nitipin lo sama kita. Jadi kita akan selalu bantu lo kapanpun, Jules! Lo jangan merasa nggak enak gitu,” balas Cokie.
“Maksih banget ya! Kalian semua terlalu baik sama gue,” Julia menangis terharu.
“Kita semua sahabat kan?! So, that’s what friends are for!” ucap Rama berusaha menghibur Julia.
“Jules, gimana kalau lo kerja di Hilarious lagi?” usul Cokie.
“Hah? Kerja di Hilarious lagi?” Julia kaget mendengar usul Cokie tadi.
“Iya, dengan kerja di Hilarious lo bisa bantuin Lara dan mengisi waktu supaya nggak kepikiran Sid dan rasa kangen lo bisa berkurang,” jelas Cokie.
“Iya, bener tuh Jules! Lo bisa kerja disini lagi!” Rama setuju dengan usul Cokie.
“Tapi kan gue kuliah,” bals Julia ragu.
“Tenang,lo kerjanya part time aja abis pulang kuliah,” jawab Rama.
“Iya juga ya, mmm...boleh deh! Gue kerja di Hilarious lagi aja,” balas Julia setuju yang langsung membuat Cokie, Rama, Lando, Via, Lara, dan Aida tersenyum senang. “Thank’s ya semuanya!”
so??? jangan lupa tinggalin komentar,saran,kritik dan apa aja yg bs kalian utarakan ke gue. okeee....tunggu bagian terakhirnya minggu depan! see yaaaa bloggers!!!
4th. DEPARTURE
Tidak terasa hari keberangkatan Sid ke Jerman pun tiba. Rama, Lando, Cokie, Julia, dan Aida pun ikut mengantar Sid ke bandara Soekarno-Hatta.
Sepanjang perjalanan ke bandara, Julia hanya terdiam dengan wajah sedih. Sid pun jadi ikut sedih melihat Julia. Sid tau, Julia pasti tidak ingin Sid pergi.
“Jules,” ucap Cokie lembut. “Kok diam aja?”
“Hah? Gue...mmm...cuma lagi agak nggak enak badan aja,” jawab Julia berbohong.
”Lo sakit, Jules?” Sid khawatir dan langsung menyentuh dahi Julia untuk mengecek suhu badannya.
“Nggak tau, gue...merasa agak pusing,” Julia membalas gugup.
Sid tau Julia berbohong, dan dia benar-benar sedih melihat Julia seperti ini. Situasi ini benar-benar tidak enak.
“Pesawat lo berangkat jam berapa, Sid?” tanya Rama saat mobilnya mulai memasuki kawasan bandara Soekarno-Hatta.
“Jam 12 tepat,” jawab Sid datar.
“Jadi, kita masih punya waktu yang lumayan banyak buat nangis-nangisan bareng?!” balas Cokie sambil melihat ke jam di tangannya yang masih menunjukkan pukul 9.
“Makasih banyak kalau harus nangisin cowok imut ini!” komentar Lando cuek.
Sambil menunggu keberangkatan Sid di bandara, mereka berusaha menghibur Julia yang daritadi terlihat murung. Tapi sepertinya Julia tidak berhasil dihibur, mungkin hanya Sid yang bisa menyelesaikan semua ini.
“Sid, kita mau beli makanan dulu ya?!” ucap Cokie besama yang lainnya yang memang berniat meninggalkan Sid berdua dengan Julia agar bisa menyelesaikan masalahnya.
“Oh...oke! Gue dan Julia tunggu disini,” balas Sid.
Rama, Lando, Cokie dan Aida pun pergi ke sebuah restoran fast food dan membeli makanan, sedangkan Sid berusaha menyelesaikan masalahnya dengan Julia.
“Jules gue tau, lo pasti berat kan ngebiarin gue pergi ke Jerman?” Sid mulai membuka pembicaraan dengan Julia yang daritadi diam saja.
“Gue...sedih kalau nanti lo pergi, gue jadi nggak bisa ketemu lo lagi tiap hari kayak sekarang,” balas Julia.
“Hey, tenang aja. Gue janji, kapanpun gue ada waktu gue akan balik ke Jakarta. Please... jangan sedih lagi, Jules!” ucap Sid yang langsung memeluk Julia erat.
“Pokoknya tiap hari lo harus kasih kabar ke gue! Sms, telepon, atau email tiap saat!” ucap Julia berusaha menerima dengan ikhlas kepergian Sid.
“Oya, gue punya sesuatu buat lo!” ucap Sid sambil memberikan seuntai kalung antik berwarna coklat yang dihiasi dengan kerang-kerang indah di pinggirnya.
“Sid, ini kan kalung yang lo tunjukkin ke gue di Bali kemarin?!” Julia kaget. “Lo beli ini buat gue?”
“Iya. Kata penjualnya kalung ini mempunyai arti cinta sejati, jadi gue kasih ini ke lo karena lo adalah cinta sejati gue, Jules,” jelas Sid sambil langsung memakaikan kalungnya di leher Julia.
“Thank’s banget ya Sid! Gue nggak akan melepas kalung ini walau apapun yang terjadi!” balas Julia senang.
“Nah, gitu dong! Kalau senyum kan lebih cantik!”
Setelah kesedihan Julia berkurang, Sid pun menyusul teman-temannya di sebuah restoran fast food.
“Jules, akhirnya bisa senyum lagi!” ucap Cokie senang melihat Julia sudah tidak murung lagi.
“Iya, hehehe!” Julia hanya cengengesan.
Saat sedang asik mengobrol tiba-tiba terdengar pengumuman kalau pesawat tujuan ke Jerman yang akan ditumpangi Sid akan segera berangkat. Jadilah dengan berat hati Sid harus meninggalkan teman-temannya serta pacar tercintanya.
“Hati-hati ya disana!” pesan Rama.
“Sering contact gue ya, Sid!” ucap Cokie sambil merangkul Sid.
“Yang rajin lo disana,” nasihat Lando.
“Jaga kesehatan ya!” pesan Aida dengan tatapan sedih karena harus melepas teman terbaiknya itu.
“Jangan lupa janji lo ya! Harus sering-sering kasih kabar ke gue!” ucap Julia sambil berusaha membendung airmatanya yang hampir tumpah.
“Tenang Jules. Tiap saat gue pasti akan menghubungi lo,” balas Sid langsung memeluk Julia erat dalam pelukan terakirnya.
“Tolong jaga Julia ya guys! Jangan sampai kalian buat dia sedih apalagi nangis. Oke?!” pesan Sid pada teman-temannya.
“Bukannya lo yang malah bikin dia sedih dan nangis?!” Lando malah nanya balik. “Tapi tenang aja, Julia aman sama kita!”
“Ai, jangan biarin Zai deketin Julia ya?!” pesan sid berbisik pada Aida.
“Oke Sid!” balas Aida.
“Udah sana, nanti ketinggalan pesawat loh!” Rama mengingatkan Sid yang masih sedih-sedihan dengan teman-temannya itu.
“Ya udah, gue pergi dulu ya! Gue pasti akan kesini lagi secepatnya! Gue janji!” ucap Sid mulai berjalan menjauhi teman-temannya sambil membawa 2 koper besar. “Daaah semuanya! Love you, Jules!”
“Daaah Sid!” balas yang lainnya sedih karena kehilangan sosok cowok imut.
Sebulan setelah kepergian Sid....
“Jules, ada tamu tuh!” panggil mama Julia.
“Siapa ma?” Julia nongol dengan malas-malasan di depan pintu kamarnya.
“Aida sama Cokie,” jawab mamanya. “Cepetan turun! Udah ditungguin!”
Dengan masih mengenakan piyama tidur, Julia pun menemui Aida dan Cokie di ruang tamu. Ada apa ya mereka kesini? Batin Julia bertanya-tanya.
“Hai Jules!” sapa Cokie.
“Eh Jules, ke Hilarious yuk!” ajak Aida. “Lo udah lama deh nggak nongol di Hilarious lagi?!”
“Aduh Ai, gue lagi males kemana-kemana hari ini! Pengen istirahat aja di rumah mumpung hari minggu,” tolak Julia.
“Yah... masa hari minggu lo di rumah aja sih?!” Aida protes.
“Iya, maaf deh Ai. Soalnya kalau nggak hari minggu gini pasti gue sibuk kuliah dan nggak bisa istirahat,” Julia beralasan lagi. “Sori banget ya!”
“Yakin lo Jules nggak mau ikut ke Hilarious?” tanya Cokie masih berusaha memaksa Julia.
“Yakin Cok, gue mau di rumah aja hari ini, mau istirahat.”
“Ya udah deh kalau gitu, gue sama Aida pamit ya?! Pokoknya kapanpun lo bisa lo harus dateng ke Hilarious! Oke?” pesan Cokie.
“Siiippp deh! Tenang aja!”balas Julia.
Hilarious, sebenernya Julia udah kangen banget sama tempat itu. Dia pengen banget kesana, tapi kalau dia kesana pasti dia akan tambah kangen sama Sid. Soalnya semua kenangan indahnya dengan Sid terjadi di Hilarious.
“Mana Julia?” tanya Lara saat Cokie dan Aida kembali ke Hilarious.
“Dia nggak bisa kesini, katanya mau istirahat di rumah mumpung hari minggu, soalnya biasanya dia sibuk kuliah,” jawab Cokie mengulang tiap kata yang tadi diucapkan oleh Julia.
“Pasti dia cuma alasan aja tuh!” Lando nggak percaya.
“Well, gue nggak tau juga deh!” balas Cokie.
“Kira-kira kenapa ya Julia nggak mau ke Hilarious lagi?” Aida bertanya-tanya.
“Mmmm...pasti berhubungan dengan Sid!” jawab Lara yakin.
“Emang kenapa dengan Sid?” Cokie bingung.
“Gue juga nggak tau kenapa, tapi sikap Julia berubah kan sejak Sid pergi ke Jerman,” balas Lara.
“Iya juga sih,” Cokie pun setuju dengan kata-kata Lara.
“Mungkin menurut Julia kalau dia kesini dia pasti akan tambah kangen sama Sid,” tiba-tiba Lando nyeletuk.
“Lho? Kok bisa gitu?” Cokie bingung.
“Aduh...pikir dong! Kenangan Sid dan Julia kan paling banyak terjadi di Hilarious,” jawab Lando nggak sabar.
“Oh iya! Bener juga Lan! Kenapa nggak kepikiran daritadi ya?!”balas Cokie baru sadar.
“Terus gimana dong biar Julia balik kayak normal lagi?” Lara berusaha mencari jalan keluar yang tepat.
“Kita culik aja dari kampusnya terus kita berusaha kasih tau dia supaya bisa kumpul-kumpul lagi kayak dulu, gimana?” usul Cokie.
“Hah? Yakin lo?” tanya Lara ragu mendengar usul Cokie.
“Iya, nanti biar gue, Lando, Aida, sama Via yang ngejalanin misi ini,”jawab Cokie sudah seperti agen misi rahasia.
“Terserah lo deh! Atur aja,” balas Lando vuek.
Esoknya Cokie, Via, Aida, dan Lando pergi ke kampusnya Julia untuk menjalankan misi yang sudah direncanakan kemarin, yaitu menculik Julia.
Dari pagi-pagi sekali mereka sudah standby di depan kampus Julia, lalu siangnya saat Julia keluar dari salah satu kelasnya mereka semua pun muncul tiba-tiba di depan Julia dan memaksa Julia untuk ikut ke Hilarious.
“Kok tiba-tiba kalian ada disini?” tanya Julia bingung saat mereka semua memaksanya untuk ikut ke Hilarious.
“Sengaja mau nyulik lo!”jawab Cokie sambil tetap fokus menyetir mobilnya.
“Kenapa gue diculik?” Julia tambah bingung.
“Karena lo udah mulai jadi aneh sekarang,” Via angkat bicara.
“Aneh gimana sih?” Julia pura-pua nggak tau.
“Lo udah nggak pernah mau kumpul di Hilarious lagi sama kita-kita,” kali ini Aida yang berbicara.
“Ya...tapi gue kan emang lagi sibuk kuliah. Kalian tau sendiri kemampuan otak gue nggak kayak kalian, kalau gue nggak maksimal bisa-bisa gue jadi mahasiswa abadi nanti!” balas Julia masih terus mengelak.
“Udah deh Jules, jangan alasan terus, pokoknya sekarang lo harus ikut kita ke Hilarious!” Cokie nggak percaya dengan semua ucapan Julia.
Akhirnya Julia pun menyerah dan diam seribu bahasa sampai mobil Cokie terparkir tepat di depan Hilarious. Tapi ternyata ada satu mobil lagi yang sudah terparkir disana, yaitu mobil Rama.
“Halo Jules!” sapa Rama begitu Julia masuk ke Hilarious dengan yang lainnya.
“Rama? Bukannya lo harusnya ada di Bandung ya?” tanya Julia kaget malihat Rama.
“Iya, tapi gue sengaja kesini hari ini khusus buat lo!” balas Rama yang makin membuat Julia bingung.
“Emang gue kenapa sih?”
“Udah, duduk dulu deh Jules!” ucap Lando nggak tahan melihat Julia daritadi berdiri saja.
Akhirnya Julia dan yang lainnya duduk di pojokkan cafe tempat biasa mereka berkumpul bersama-sama. Tapi suasana kali ini benar-benar menegangkan dan menakutkan bagi Julia.
“Jadi gini Jules, kita semua sengaja nyulik lo kesini karena kita khawatir sama keadaan lo,” Rama mulai membuka pembicaraan.
“Emangnya gue kenapa?” Julia pura-pura bingung.
“Lo nyadar nggak sih, sejak kepergian Sid ke Jerman, lo tuh jadi menjauh dari kita, lo nggak pernah ngumpul lagi di Hilarious bareng kita, dan bahkan lo jarang bales telepon dan sms dari kita,” jawab Cokie.
“Mmm...gue...itu...gue kan emang lagi sibuk kuliah belakangan ini. Wajar dong. Yaa...maaf deh kalau emang gue salah,” balas Julia merasa nggak enak.
“Lo nggak salah kok. Tapi bisa nggak lo jujur sama kita tentang alasan lo yang sebenarnya?! Pasti ini ada hubungannya sama Sid kan?!” ucap Rama bijaksana.
“Tapi bener kok! Gue emang lagi sibuk sama kuliah gue. Yaah.. well, nggak semuanya karena kuliah sih. Sebenernya emang ada hubungannya sama Sid,” jawab Julia jujur kali ini.
“Kenapa dengan Sid?” tanya aida penasaran.
“Gue...gue...kangen Sid. Gue nggak pernah ke Hilarious lagi karena tempat ini bikin gue tambah kangen sama Sid,” jawab Julia tertunduk sedih.
“Tuh kan, apa gue bilang,” Lando tiba-tiba ikut bicara.
“Jadi karena lo kangen sama Sid? Kenapa lo nggak cerita aja sama kita?!” balas Rama.
“Gue nggak mau bikin kalian semua repot karena perasaan gue yang kekanakan ini,” ucap Julia merasa tidak enak.
“Tapi Sid udah nitipin lo sama kita. Jadi kita akan selalu bantu lo kapanpun, Jules! Lo jangan merasa nggak enak gitu,” balas Cokie.
“Maksih banget ya! Kalian semua terlalu baik sama gue,” Julia menangis terharu.
“Kita semua sahabat kan?! So, that’s what friends are for!” ucap Rama berusaha menghibur Julia.
“Jules, gimana kalau lo kerja di Hilarious lagi?” usul Cokie.
“Hah? Kerja di Hilarious lagi?” Julia kaget mendengar usul Cokie tadi.
“Iya, dengan kerja di Hilarious lo bisa bantuin Lara dan mengisi waktu supaya nggak kepikiran Sid dan rasa kangen lo bisa berkurang,” jelas Cokie.
“Iya, bener tuh Jules! Lo bisa kerja disini lagi!” Rama setuju dengan usul Cokie.
“Tapi kan gue kuliah,” bals Julia ragu.
“Tenang,lo kerjanya part time aja abis pulang kuliah,” jawab Rama.
“Iya juga ya, mmm...boleh deh! Gue kerja di Hilarious lagi aja,” balas Julia setuju yang langsung membuat Cokie, Rama, Lando, Via, Lara, dan Aida tersenyum senang. “Thank’s ya semuanya!”
so??? jangan lupa tinggalin komentar,saran,kritik dan apa aja yg bs kalian utarakan ke gue. okeee....tunggu bagian terakhirnya minggu depan! see yaaaa bloggers!!!
Comments