hey hooo.....beberapa bulan yang lalu kak Orizuka sang pengarang novel summer breeze ngadain kontes nulis gitu tentang kelanjutan dari sekuel novel high school paradise. naaaaah...gue kan ikutan tuh, makanya sekarang gue mau nge-post tentang cerita yang gue tuli itu. well, ceritanya agak panjang, jadi nggak langsung gue posting semua yaaa! be patient ajaaa. and....jgn lupa kasih komentar yaaa! saran kritik makian dan apapun diterima, asal jangan ngasih bom ajaaaa (?????). oke , enjoy this....
HSP FANFICTION CONTEST
1st.THE GRADUATION
“Yeay…! Akhirnya kita lulus juga dan jadi mahasiswa sekarang !!!!!” teriak Sid heboh sambil loncat-loncat kegirangan begitu melihat hasil ujiannya yang nyaris sempurna.
“Sid, please deh! Bisa gak jadi dewasa unuk beberapa menit aja?!” balas Lando risih ngeliat Sid heboh daritadi.
“Biarin aja anak kecil itu mengekspresikan perasaannya, Lan,” Cokie berusaha menjadi bijaksana.
“Oya, ngomong-ngomong si Julia dan Aida pada kemana ya?Kok belum keliatan batang hidungnya daritadi?!” Rama bingung sambil celingukan melihat ke sekeliling lapangan SMA Athens mencari sosok Julia dan Aida.
“Iya ya, gue juga belum ketemu Julia daritadi. Kemana ya tu anak?”Sid pun mulai menyadarai ketiadaan kekasih tercintanya itu.
Lando, Rama, dan Cokie hanya bisa menghela napas melihat sikap Sid yang masih belum berubah.
“Hai!” sapa Aida tiba-tiba muncul mengagetkan keempat cowok itu.
“Eh, Aida! Kemana aja sih? Kita cariin daritadi,” balas Sid. “Oya, Julia mana?”
“Julia tadi lagi ngobrol-ngobrol sama Zai di kantin,” jawab Aida membuat Sid cemburu.
“Zai? Ngapain lagi tuh orang? Awas aja macem-macem sama cewek gue!” Sid kesal dan langsung ngeloyor pergi menyusul Julia di kantin.
Tiba-tiba handphone Cokie berbunyi dan dia pun langsung pergi begitu saja meninggalkan Rama, Lando, dan Aida dengan alasan ingin menemui Via. Akhirnya Rama merasa tidak enak mengganggu Lando dan Aida yang mungkin ingin berduaan, maka dia pun beranjak pergi dengan alasan ingin menemui kepala sekolah yang tak lain dan tak bukan adalah tantenya sendiri.
“Gimana hasilnya?” tanya Aida masih agak canggung ngobrol dengan Lando yang super dingin itu.
“Lumayan,” jawabnya singkat.
“Lumayan dalam versi kamu sih pasti jadi yang terbaik kan?!” balas Aida yang sudah sangat mengetahui kemampuan Lando yang tidak diragukan lagi.
“Kamu juga nggak kalah bagus kok!” Lando balas memuji.”Cari Godzilla yuk! Aku mau minta maaf nih udah banyak bikin ulah sama dia selama ini.”
Kemudian Aida pun menemani Lando untuk mencari guru olahraga sekaligus ayah tiri Sid itu.
“Jules ngapain lo disini?” Tanya Sid saat melihat Julia dan Zai duduk berdua di kantin. “Dicariin daritadi juga?!”
“Eh Sid,gue cuma lagi ngobrol-ngobrol aja kok sama Zai,” balas Julia nyengir senang karena dia tau Sid cemburu pada Zai.
“Hei Sid, gimana hasil ujiannya?” Zai yang tidak tau Sid sedang terbakar api cemburu malah menyapanya santai.
“Lumayan lah, hampir sama aja kayak ujian biasa,” Sid menyombongkan diri.
“Wuih….emang dasar anak kelas khusus! Hasilnya pasti pada keren-keren semua ya?!” puji Zai kagum.
“Nggak juga ah, lo liat sendiri hasil ujian gue gimana?!” Julia terlihat agak kecewa.
“Ah…gue tau kok lo udah berusaha maksimal, Jules. Jangan sedih gitu dong! Nilai lo juga lumayan kali, daripada nilai gue tuh ngepas banget,” Zai mencoba menghibur Julia.
“Jules, cabut yuk! Udah ditunnguin tuh sma anak-anak!” Sid udah nggak sabar melihat Julia dan Zai yang daritadi deket-deketan terus.
“Ya udah deh, gue duluan Zai! Sampai ketemu di prom night ya!” Julia pun menuruti Sid yang sepertinya ingin cepat-cepat pergi dari situ dan menemui sobat-sobatnya.
“Daaah Julia!” balas Zai yang langsung dibalas dengan tatapan jutek Sid.
Begitu sampai di lapangan, Julia dan Sid tidak bisa menemukan Rama, Lando, Cokie, dan Aida. Katanya tadi udah ditungguin,tapi mana?
“Mana yang lainnya?” Julia bingung mencari teman-temannya.
“Tadi mereka di sini. Duh….kok pada ngilang ya?” Sid ikutan bingung. “Gue telepon dulu deh!”
Sid pun memencet-mencet tombol di handphone-nya dan berbicara sebentar melalui handphone-nya itu. Nggak lama dia pun langsung mematikan handphone-nya setelah selesai berbicara dengan seseorang.
“Kata Rama, kita disuruh ke Hilarious langsung aja. Nanti yang lain nyusul,” ucap Sid yang ternyata baru menelepon Rama.
“Oh ya udah,” Julia pun setuju dan langsung mengikuti Sid menuju parkiran untuk mengambil motornya dan cabut ke Hilarious.
Tanpa sepengetahuan Sid dan Julia, ternyata Rama, Lando, Cokie, Aida, dan Via sudah berada di Hilarious lebih dulu. Jadi terang aja Sid sempat bete saat dia datang dengan Julia tapi semua teman-temannya malah sudah duduk-duduk santai di Hilarious.
“Bagus ya gue ditinggalin tadi!” Sid ngambek.
“Lagian lo kelamaan cemburu sama Zai sih!” balas Cokie yang sudah tau cinta segitiga antara Sid, Julia, dan Zai.
“Siapa juga yang cemburu?!” Sid nggak mau ngaku.
“Aduh sayang, nggak usah cemburu gitu dong!” Julia berucap sok mesra pada Sid.
“Gue nggak cemburu kok, cinta?!” balas Sid ikut-ikutan sok mesra.
“Stop deh! Jangan ulangi hal-hal semacam itu lagi! Mau muntah gue!” ucap Lando teringat waktu Sid dan Julia baru jadian pertama kali.
“Hahahaha!” Rama dan Cokie pun tertawa ngakak.
“Eh eh, jadinya kalian pada mau kuliah dimana nih?” tiba-tiba Via nyeletuk ditengah kehebohan itu.
“Kayaknya gue ngambil tehnik di Bandung,” jawab Rama.
“Gue udah daftar di salah satu fakultas kedokteran bareng Aida,” Lando ikut angkat bicara.
“Wih…enak banget sih lo bisa kuliah bareng pacar!” Sid ngiri dengan Lando.
“Gue sih nggak jauh-jauh, di Jakarta aja lah,” Cokie ikut menjawab pertanyaan dari pacarnya itu.
“Gue keterima di universitas negeri aja udah syukur banget banget deh! Mengingat otak gue nggak se-jenius kalian,” ucap Julia dengan wajah yang susah diartikan antara campuran lega, kecewa dan sedih.
“Iya nih, gue juga. Walaupun gue nggak bisa masuk ke universitas negeri kayak kalian, tapi gue bersyukur banget masih bisa kuliah,” ucap Via dengan wajah senang.
“Hmmm…gimana nih dengan si cowok imut? Bakal lanjut kemana lo, Sid?” tanya Cokie penasaran karena daritadi Sid diam saja.
“Sori nih guys sebelumnya karena gue baru bilang ini sekarang, mmm… gue kayaknya bakal kuliah di Jerman,” ucap Sid menunduk takut teman-temannya marah.
“Apa??? Jangan becanda deh Sid!” Julia kaget mendengar ucapan Sid tadi.
“Gue serius, Jules. Serius banget!” balas Sid yakin.
“Kenapa lo baru bilang sekarang, Sid?” tanya Rama yang masih agak nggak percaya.
“Nyokap gue juga baru ngasih tau tentang ini minggu lalu ke gue. Ini semua kemauan nyokap gue. Dia pengen banget supaya gue bisa kuliah di Jerman, karena sebenernya ini adalah impiannya dulu yang nggak bias terwujud, jadi dia ingin supaya gue yang mewujudkan impiannya itu,” jelas Sid.
”Lo….beneran Sid? Yakin lo?” Cokie juga nggak percaya.
“Iya Cok, gue yakin banget! Awalnya gue ragu, tapi mungkin nggak ada salahnya kalau sekali-kali gue bikin seneng perasaan nyokap gue, yaah…walau gue tau kalau keputusan gue ini malah bikin kalian sedih. Gue bener-bener minta maaf, guys!”ucap Sid menunduk karena tidak berani memandang wajah teman-temannya.
Kemudian tiba-tiba Julia pun langsung lari keluar dari Hilarious dan menagis tersedu-sedu diluar. Dia sedih memikirkan tentang kepergian Sid nanti. Belum lama dia merasakan indahnya memiliki seseorang yang mencintainya seperti Sid, tapi sekarang Sid malah harus pergi ke Jerman. Yaa…walaupun tujuannya pergi kesana adalah untuk kuliah, tapi Julia tetap akan merasa sangat kehilangan Sid disini. Baginya Sid adalah segalanya, Julia nggak mau Sid pergi jauh dari dia.
“Jules, tunggu! Julia!” teriak Sid berusaha menghentikan Julia yang terus berlari menghindar sampai Sid akhirnya berhasil menyusulnya dan menarik tangan Julia. “Tunggu Jules, please biar gue jelasin dulu, lo jangan marah gini.”
“Terus? Gue harus gimana, Sid?” balas Julia berusaha membendung airmatanya yang hampir tumpah.
“Gue tau, mungkin keputusan ini tiba-tiba banget buat lo, tapi percaya jules, gue juga kaget banget pas nyokap gue bilang tentang ini. Gue nggak mau bikin lo sedih, tapi gue juga nggak mau bikin nyokap gue kecewa. Please…maafin gue, Jules?! Jangan buat gue merasa bersalah karena udah mengabil keputusan ini. Gue berharap banget lo mau dukung keputusan gue ini, Jules,” Sid mencoba menjelaskan pada Julia agar dia bisa mengerti.
“Gue Cuma nggak nyangka aja harus pisah sama lo nanti.”
“4 tahun Jules, setelah itu gue akan balik kesini lagi, gue janji. Dan gue pasti akan sering-sering pulang ke Jakarta kok kalau liburan dan kalau ada waktu. Oke?! Jangan sedih lagi ya? Gue jadi berat buat ninggalin lo kalau lo sedih,” bujuk Sid berusaha menghentikan tangis Julia.
“Iya, gue akan dukung keputusan lo ini, Sid. Apapun yang terbaik buat lo! Lagian ngapain ya tadi gue pake nangis-nangis segala? Ini semua kan buat kebaikan lo juga,” Julia menyadari dan merasa bersalah karena sifat kekanakannya tadi.
“Makasih banget ya, Jules! You’ll always be my lovely girl!” ucap Sid sambil langsung menarik Julia kedalam pelukannya. Julia pun tersenyum senang melihat kebahagiaan yang terpancar di mata Sid apalagi merasakan kehangatan pelukan Sid saat ini.
“Well, kayaknya Sid udah mulai berubah dewasa sekarang?!” ujar Cokie yang sedang mengintip Sid dan Julia dari jendela Hilarious bersama Rama, Lando, ida, Via, dan Lara.
“Iya, akhirnya Sid berubah juga, nggak nyangka gue!” Rama ikut kaget melihat pemandangan romantis Sid dengan Julia.
“Romantis ya?!” Aida iri melihat Julia dan Sid yang sedang berpelukan erat itu. Mendengar omongan Aida tadi, Lando pun langsung terbatuk-batuk dan menyemburkan minuman yang sedang ia minum. Cokie terpaksa kena imbasnya. Bajunya kotor terkena semburan minuman dari Lando. Setelah minta maaf, Lando hanya bisa diam dan mendelik pada Aida yang merasa bersalah telah mengatakan hal tadi di depan pacarnya yang super dingin itu.
naaaah itu baru bagian pertamanya ajaa bloggers. sebenernya masih ada 4 bagian lagi, tapi sabar yaaaa! ntar pasti gue posting lagi kok! okeeee?! sooo, enough this time, see ya around!!!!!!
HSP FANFICTION CONTEST
1st.THE GRADUATION
“Yeay…! Akhirnya kita lulus juga dan jadi mahasiswa sekarang !!!!!” teriak Sid heboh sambil loncat-loncat kegirangan begitu melihat hasil ujiannya yang nyaris sempurna.
“Sid, please deh! Bisa gak jadi dewasa unuk beberapa menit aja?!” balas Lando risih ngeliat Sid heboh daritadi.
“Biarin aja anak kecil itu mengekspresikan perasaannya, Lan,” Cokie berusaha menjadi bijaksana.
“Oya, ngomong-ngomong si Julia dan Aida pada kemana ya?Kok belum keliatan batang hidungnya daritadi?!” Rama bingung sambil celingukan melihat ke sekeliling lapangan SMA Athens mencari sosok Julia dan Aida.
“Iya ya, gue juga belum ketemu Julia daritadi. Kemana ya tu anak?”Sid pun mulai menyadarai ketiadaan kekasih tercintanya itu.
Lando, Rama, dan Cokie hanya bisa menghela napas melihat sikap Sid yang masih belum berubah.
“Hai!” sapa Aida tiba-tiba muncul mengagetkan keempat cowok itu.
“Eh, Aida! Kemana aja sih? Kita cariin daritadi,” balas Sid. “Oya, Julia mana?”
“Julia tadi lagi ngobrol-ngobrol sama Zai di kantin,” jawab Aida membuat Sid cemburu.
“Zai? Ngapain lagi tuh orang? Awas aja macem-macem sama cewek gue!” Sid kesal dan langsung ngeloyor pergi menyusul Julia di kantin.
Tiba-tiba handphone Cokie berbunyi dan dia pun langsung pergi begitu saja meninggalkan Rama, Lando, dan Aida dengan alasan ingin menemui Via. Akhirnya Rama merasa tidak enak mengganggu Lando dan Aida yang mungkin ingin berduaan, maka dia pun beranjak pergi dengan alasan ingin menemui kepala sekolah yang tak lain dan tak bukan adalah tantenya sendiri.
“Gimana hasilnya?” tanya Aida masih agak canggung ngobrol dengan Lando yang super dingin itu.
“Lumayan,” jawabnya singkat.
“Lumayan dalam versi kamu sih pasti jadi yang terbaik kan?!” balas Aida yang sudah sangat mengetahui kemampuan Lando yang tidak diragukan lagi.
“Kamu juga nggak kalah bagus kok!” Lando balas memuji.”Cari Godzilla yuk! Aku mau minta maaf nih udah banyak bikin ulah sama dia selama ini.”
Kemudian Aida pun menemani Lando untuk mencari guru olahraga sekaligus ayah tiri Sid itu.
“Jules ngapain lo disini?” Tanya Sid saat melihat Julia dan Zai duduk berdua di kantin. “Dicariin daritadi juga?!”
“Eh Sid,gue cuma lagi ngobrol-ngobrol aja kok sama Zai,” balas Julia nyengir senang karena dia tau Sid cemburu pada Zai.
“Hei Sid, gimana hasil ujiannya?” Zai yang tidak tau Sid sedang terbakar api cemburu malah menyapanya santai.
“Lumayan lah, hampir sama aja kayak ujian biasa,” Sid menyombongkan diri.
“Wuih….emang dasar anak kelas khusus! Hasilnya pasti pada keren-keren semua ya?!” puji Zai kagum.
“Nggak juga ah, lo liat sendiri hasil ujian gue gimana?!” Julia terlihat agak kecewa.
“Ah…gue tau kok lo udah berusaha maksimal, Jules. Jangan sedih gitu dong! Nilai lo juga lumayan kali, daripada nilai gue tuh ngepas banget,” Zai mencoba menghibur Julia.
“Jules, cabut yuk! Udah ditunnguin tuh sma anak-anak!” Sid udah nggak sabar melihat Julia dan Zai yang daritadi deket-deketan terus.
“Ya udah deh, gue duluan Zai! Sampai ketemu di prom night ya!” Julia pun menuruti Sid yang sepertinya ingin cepat-cepat pergi dari situ dan menemui sobat-sobatnya.
“Daaah Julia!” balas Zai yang langsung dibalas dengan tatapan jutek Sid.
Begitu sampai di lapangan, Julia dan Sid tidak bisa menemukan Rama, Lando, Cokie, dan Aida. Katanya tadi udah ditungguin,tapi mana?
“Mana yang lainnya?” Julia bingung mencari teman-temannya.
“Tadi mereka di sini. Duh….kok pada ngilang ya?” Sid ikutan bingung. “Gue telepon dulu deh!”
Sid pun memencet-mencet tombol di handphone-nya dan berbicara sebentar melalui handphone-nya itu. Nggak lama dia pun langsung mematikan handphone-nya setelah selesai berbicara dengan seseorang.
“Kata Rama, kita disuruh ke Hilarious langsung aja. Nanti yang lain nyusul,” ucap Sid yang ternyata baru menelepon Rama.
“Oh ya udah,” Julia pun setuju dan langsung mengikuti Sid menuju parkiran untuk mengambil motornya dan cabut ke Hilarious.
Tanpa sepengetahuan Sid dan Julia, ternyata Rama, Lando, Cokie, Aida, dan Via sudah berada di Hilarious lebih dulu. Jadi terang aja Sid sempat bete saat dia datang dengan Julia tapi semua teman-temannya malah sudah duduk-duduk santai di Hilarious.
“Bagus ya gue ditinggalin tadi!” Sid ngambek.
“Lagian lo kelamaan cemburu sama Zai sih!” balas Cokie yang sudah tau cinta segitiga antara Sid, Julia, dan Zai.
“Siapa juga yang cemburu?!” Sid nggak mau ngaku.
“Aduh sayang, nggak usah cemburu gitu dong!” Julia berucap sok mesra pada Sid.
“Gue nggak cemburu kok, cinta?!” balas Sid ikut-ikutan sok mesra.
“Stop deh! Jangan ulangi hal-hal semacam itu lagi! Mau muntah gue!” ucap Lando teringat waktu Sid dan Julia baru jadian pertama kali.
“Hahahaha!” Rama dan Cokie pun tertawa ngakak.
“Eh eh, jadinya kalian pada mau kuliah dimana nih?” tiba-tiba Via nyeletuk ditengah kehebohan itu.
“Kayaknya gue ngambil tehnik di Bandung,” jawab Rama.
“Gue udah daftar di salah satu fakultas kedokteran bareng Aida,” Lando ikut angkat bicara.
“Wih…enak banget sih lo bisa kuliah bareng pacar!” Sid ngiri dengan Lando.
“Gue sih nggak jauh-jauh, di Jakarta aja lah,” Cokie ikut menjawab pertanyaan dari pacarnya itu.
“Gue keterima di universitas negeri aja udah syukur banget banget deh! Mengingat otak gue nggak se-jenius kalian,” ucap Julia dengan wajah yang susah diartikan antara campuran lega, kecewa dan sedih.
“Iya nih, gue juga. Walaupun gue nggak bisa masuk ke universitas negeri kayak kalian, tapi gue bersyukur banget masih bisa kuliah,” ucap Via dengan wajah senang.
“Hmmm…gimana nih dengan si cowok imut? Bakal lanjut kemana lo, Sid?” tanya Cokie penasaran karena daritadi Sid diam saja.
“Sori nih guys sebelumnya karena gue baru bilang ini sekarang, mmm… gue kayaknya bakal kuliah di Jerman,” ucap Sid menunduk takut teman-temannya marah.
“Apa??? Jangan becanda deh Sid!” Julia kaget mendengar ucapan Sid tadi.
“Gue serius, Jules. Serius banget!” balas Sid yakin.
“Kenapa lo baru bilang sekarang, Sid?” tanya Rama yang masih agak nggak percaya.
“Nyokap gue juga baru ngasih tau tentang ini minggu lalu ke gue. Ini semua kemauan nyokap gue. Dia pengen banget supaya gue bisa kuliah di Jerman, karena sebenernya ini adalah impiannya dulu yang nggak bias terwujud, jadi dia ingin supaya gue yang mewujudkan impiannya itu,” jelas Sid.
”Lo….beneran Sid? Yakin lo?” Cokie juga nggak percaya.
“Iya Cok, gue yakin banget! Awalnya gue ragu, tapi mungkin nggak ada salahnya kalau sekali-kali gue bikin seneng perasaan nyokap gue, yaah…walau gue tau kalau keputusan gue ini malah bikin kalian sedih. Gue bener-bener minta maaf, guys!”ucap Sid menunduk karena tidak berani memandang wajah teman-temannya.
Kemudian tiba-tiba Julia pun langsung lari keluar dari Hilarious dan menagis tersedu-sedu diluar. Dia sedih memikirkan tentang kepergian Sid nanti. Belum lama dia merasakan indahnya memiliki seseorang yang mencintainya seperti Sid, tapi sekarang Sid malah harus pergi ke Jerman. Yaa…walaupun tujuannya pergi kesana adalah untuk kuliah, tapi Julia tetap akan merasa sangat kehilangan Sid disini. Baginya Sid adalah segalanya, Julia nggak mau Sid pergi jauh dari dia.
“Jules, tunggu! Julia!” teriak Sid berusaha menghentikan Julia yang terus berlari menghindar sampai Sid akhirnya berhasil menyusulnya dan menarik tangan Julia. “Tunggu Jules, please biar gue jelasin dulu, lo jangan marah gini.”
“Terus? Gue harus gimana, Sid?” balas Julia berusaha membendung airmatanya yang hampir tumpah.
“Gue tau, mungkin keputusan ini tiba-tiba banget buat lo, tapi percaya jules, gue juga kaget banget pas nyokap gue bilang tentang ini. Gue nggak mau bikin lo sedih, tapi gue juga nggak mau bikin nyokap gue kecewa. Please…maafin gue, Jules?! Jangan buat gue merasa bersalah karena udah mengabil keputusan ini. Gue berharap banget lo mau dukung keputusan gue ini, Jules,” Sid mencoba menjelaskan pada Julia agar dia bisa mengerti.
“Gue Cuma nggak nyangka aja harus pisah sama lo nanti.”
“4 tahun Jules, setelah itu gue akan balik kesini lagi, gue janji. Dan gue pasti akan sering-sering pulang ke Jakarta kok kalau liburan dan kalau ada waktu. Oke?! Jangan sedih lagi ya? Gue jadi berat buat ninggalin lo kalau lo sedih,” bujuk Sid berusaha menghentikan tangis Julia.
“Iya, gue akan dukung keputusan lo ini, Sid. Apapun yang terbaik buat lo! Lagian ngapain ya tadi gue pake nangis-nangis segala? Ini semua kan buat kebaikan lo juga,” Julia menyadari dan merasa bersalah karena sifat kekanakannya tadi.
“Makasih banget ya, Jules! You’ll always be my lovely girl!” ucap Sid sambil langsung menarik Julia kedalam pelukannya. Julia pun tersenyum senang melihat kebahagiaan yang terpancar di mata Sid apalagi merasakan kehangatan pelukan Sid saat ini.
“Well, kayaknya Sid udah mulai berubah dewasa sekarang?!” ujar Cokie yang sedang mengintip Sid dan Julia dari jendela Hilarious bersama Rama, Lando, ida, Via, dan Lara.
“Iya, akhirnya Sid berubah juga, nggak nyangka gue!” Rama ikut kaget melihat pemandangan romantis Sid dengan Julia.
“Romantis ya?!” Aida iri melihat Julia dan Sid yang sedang berpelukan erat itu. Mendengar omongan Aida tadi, Lando pun langsung terbatuk-batuk dan menyemburkan minuman yang sedang ia minum. Cokie terpaksa kena imbasnya. Bajunya kotor terkena semburan minuman dari Lando. Setelah minta maaf, Lando hanya bisa diam dan mendelik pada Aida yang merasa bersalah telah mengatakan hal tadi di depan pacarnya yang super dingin itu.
naaaah itu baru bagian pertamanya ajaa bloggers. sebenernya masih ada 4 bagian lagi, tapi sabar yaaaa! ntar pasti gue posting lagi kok! okeeee?! sooo, enough this time, see ya around!!!!!!
Comments